Kamis, 25 November 2010

Pasca letusan, perekonomian lereng merapi lumpuh

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Akibat letusan Merapi, kegiatan perekonomian penduduk di Yogyakarta, khususnya di sekitar lereng Merapi, menjadi lumpuh. Pemprov DI Yogyakarta pun mengajak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan bantuan melalui dana corporate social responsibility (CSR) pada pelaku usaha yang mengalami kerugian dan tutup akibat dampak letusan Merapi.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi DI Yogyakarta Astungkoro, sebelum terjadi letusan, pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta cukup baik. Bahkan pertumbuhannya sekitar 4 sampai 5 persen. Pada medio September atau sebulan sebelum letusan bisa mencapai 5,02 persen.

“Tanggal 26 Oktober hingga hari ini kerugiannya besar. Ada satu koperasi peternakan terbesar rugi mencapai Rp 7,7 miliar,” ujar Astungkoro, Selasa (23/11).

Astungkoro mencontohkan, kegiatan usaha di Kabupaten Sleman kini belum bisa berjalan. Banyak kegiatan usaha di antaranya 55 koperasi yang di dalamnya terdapat koperasi ternak, simpan pinjam, dan industri agro mengalami kerugian hingga Rp 35 miliar per hari. Hal ini, sebut dia, harus segera ditangani. ''Bila tidak maka dalam satu bulan ke depan akan menjadi kerugian yang lebih besar,'' jelasnya.

Astungkoro juga mengingatkan untuk menghidupkan kegiatan ekonomi diperlukan infrastruktur yang berjalan, di antaranya irigasi, listrik, serta sanitasi yang baik. “Kegiatan ekonomi jalan, mestinya infrastruktur juga jalan, karena menjadi pendukung kegiatan perekonomian. Prinsip dan arahan gubernur serta menteri terkait adalah usaha porduksi yang dulu ada harus tumbuh kembali. Koperasi harus hidup,” ujarnya.

Maka, lanjut Astungkoro, agar proses perbaikan ekonomi berjalan lebih cepat, Pemprov DIY menggugah BUMN agar mau berpartisipasi. “Kami berharap ada bantuan dari BUMN, sehingga perusahaan bisa tetap jalan dan masyarakat juga bisa menghidupi keseharian mereka,” imbuhnya.

Pasalnya, kata Astungkoro, denyut perekonomian Yogyakarta ditopang beberapa jalur lapangan usaha. Primadonanya adalah bidang pariwisata, perdagangan, dan pertanian. Yogyakarta juga ditopang dengan industri jasa, pertanian, dan konstruksi. Seperti Kabupaten Sleman yang merupakan penyumbang pertumbuhan perekonomian, di mana terdapat sejumlah usaha industri, jasa, pengolahan, dan pertanian yang terbesar.



sumber: harian republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar